Randang Minang


Penyajian Rendang Dalam Budaya Minang

 

Rendang secara umum dipahami sebagai masakan yang bahan utamanya adalah daging. Namun, rendang bukan hanya sekedar makanan bagi masyarakat Minangkabau, melainkan kuliner warisan budaya. Rendang memiliki kedudukan yang tinggi di antara hidangan lainnya, yang sering disebut sebagai Kapalo Samba. Rendang disebut Kapalo Samba dikarenakan rendang harus tersedia dalam sebuah jamuan adat.

Meski jenis rendang bermacam-macam, namun biasanya hanya daging yang disajikan dalam upacara adat Minangkabau. Varian jenis rendang lainnya, hanya disajikan sebagai lauk sehari-hari.

Sajian RENDANG Dalam Upacara Adat

Randang untuk sajian upacara adat, bermakna dalam setiap pelaksanaan perhelatan rendang harus tersedia. Setiap daerah di Minangkabau, mempunyai cara yang berbeda dalam penyajian randang

Randang memang bukan sekedar hidangan biasa, merupakan salah satu hidangan adat yang wajib ada pada setiap penyelenggaraan baralek (pesta). Baik baralek menyambut hari-hari besar agama maupun acara adat lainnya seperti maulid, khitanan, khatam Quran, pernikahan, maupun Batagak Pangulu. Keberadaan randang pada acara-acara tersebut tidak bisa digantikan oleh hidangan lainnya.

Salah satu contohnya pada perhelatan (alek) Batagak Pangulu randang harus disajikan sebagai bentuk penghormatan kepada pangulu, niniak mamak, dan tokoh adat lainnya.

Samba Gadang (Randang Gadang)

Randang gadang adalah randang dengan potongan besar, 1 kg daging hanya dibagi menjadi 2 sampai 4 potongan saja, dan bukan untuk menjadi jamuan. Uniknya randang gadang tidak boleh dimakan selama upacara adat berlangsung. Penyajian randang gadang hanya di beberapa daerah tertentu saja seperti Nagari Koto Nan Ampek.

Randang Bingkah

Randang bingkah merupakan randang daging yang disajikan dalam ukuran biasa, disajikan untuk mengundang keluarga terdekat seperti mamak, menantu, dan besan. Randang bingkah memang disajikan untuk dimakan selama berlangsungnya perhelatan. Setiap nagari, randang bingkah disajikan bisa berbeda-beda sesuai dengan kesepakatan bersama di nagari bersangkutan.

Apa itu Panahan Ulak?

Rendang juga disediakan dalam berbagai fungsi, salah satunya adalah sebagai panahan ulak. Artinya, rendang disajikan sebagai cadangan penutup malu terhadap tamu yang datang agar tidak dianggap sebagai orang berkekurangan.

Pada masa lalu, kebiasaan masyarakat Minangkabau adalah memiliki persedian rendang untuk melayani tamu, dari hal ini dapat dilihat orang Minangkabau sangat peduli dengan tamu yang datang.

Persediaan randang merupakan simbol bahwa orang Minangkabau mempunyai kebiasaan memberi makan tamu di rumahnya sebagai penghormatan dan mempererat jalinan hubungan silaturahmi.

Makan bersama untuk menyambut tamu yang datang (Shuttershock/ Friedrich Himawan)

Randang Sajian Sehari-hari

Randang sebagai sajian sehari-hari adalah rendang menjadi lauk dalam keseharian. Rendang yang disajikan untuk sehari-hari bisa menggunakan daging, ayam, atau dengan bahan daun-daunan.

Rendang ini menyesuaikan dengan aneka ragam bahan baku yang tersedia di lingkungan atau daerah masing-masing.

Sajian rendang untuk sehari-hari (Shutterstock/ Ika Rahma H)

Oleh-Oleh dan Bekal Merantau

Rendang dapat disajikan sebagai oleh-oleh atau bekal untuk berpergian jauh dan merantau untuk saudara, anak ataupun kaum kerabat lainnya. Karena, rendang dapat menjadi bekal awal dalam berusaha mencari penghidupan di rantau. Selain itu, rendang dapat menjadi buah tangan yang akan dibawa kembali oleh kerabat ke perantauan.

Rendang Daging (Shutterstock/ ismed_photography_ss)
Scroll to Top