NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
Kebiasaan masyarakat Minangkabau dalam tradisi memasak randang, terdapat serangkaian nilai di dalamnya dan sangat memiliki arti yang penting bagi masyarakat Minang.
Kemampuan membuat randang tidak hanya diperoleh secara langsung atau spontan, tetapi juga diperoleh masyarakat Minang melalui serangkaian proses pembelajaran.
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/06/IMG_2787-1024x1024.png)
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/06/1907464522-768x768.jpg)
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
NILAI ADAT
Randang memiliki posisi pertama dalam hidangan makan beradat di Minangkabau. Keharusan menyajikan randang pada suatu perhelatan merupakan kesepakatan yang telah ada sejak dulunya.
Menyajikan randang pada suatu perhelatan terkandung nilai adat yang menjadi panutan bagi masyarakat Minangkabau.
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/06/1956692173-768x768.jpg)
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
NILAI KEHALALAN
Mayoritas masyarakat Minangkabau menganut agama Islam, sehingga dalam kehidupan sehari-hari penerapan ajaran islam sangat tercermin. Meskipun randang adalah adat yang harus dipenuhi namun tidak lepas dari kehalalannya.
Randang dapat dipastikan adalah makanan yang halal untuk dikonsumsi menurut ajaran Islam baik dari bahan, bumbu dan peralatan yang digunakan.
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/06/tijana-drndarski-BNZrKnocA3c-unsplash-768x768.jpg)
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
Nilai Ketelitian
Terdapat juga nilai ketelitian dalam pemilihan bahan, bumbu dan peralatan yang digunakan dalam pembuatan rendang. Sebagai contohnya pemilihan bagian daging sapi, bumbu-bumbu untuk rendang, ataupun kelapa tua yang digunakan dipilih dengan teliti agar menghasilkan rendang yang diinginkan. Hal ini menggambarkan bahwa kita dalam melakukan apapun berupaya untuk berhati-hati dan teliti dalam melakukan sesuatu.
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/06/IMG_8460-768x768.jpg)
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
Nilai kebersamaan
Kebersamaan dalam kehidupan masyarakat Minangkabau sangat erat. Contohnya adalah pekerjaan yang berat saat memasak rendang untuk sebuah perhelatan (alek) dilakukan bersama-sama karena prosesnya yang lama dan bahan-bahan yang dipersiapkan banyak, sehingga dilakukan bersama menjadi ringan.
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/06/1908110221-768x768.jpg)
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
Nilai PENGHARGAAN
Menyajikan randang dalam perhelatan, menghargai kehadiran tamu tidak ada bedanya baik golongan mampu maupun sebaliknya. Begitu tingginya nilai penghargaan terhadap randang, maka keberadaannya tak dapat digantikan oleh masakan lain pada setiap acara adat di ranah Minangkabau.
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/06/IMG_8537-1-768x768.jpg)
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
Nilai kreativitas
Dengan hadirnya aneka macam rendang pada saat ini tidak lepas dari kreativitas masyarakat Minangkabau, sehingga bermunculan aneka macam rendang yang disaji.
![](https://randangminang.com/wp-content/uploads/2024/05/IMG_8477-768x768.jpg)
NILAI-NILAI BUDAYA DALAM RANDANG
Nilai kesabaran
Proses pembuatan rendang yang lama berkisar 4 hingga 8 jam, sehingga terdapatnya nilai kesabaran dalam memasak rendang. Karena, jika tidak sabar menggunakan api besar serta teknik mengaduk yang asal, maka daging bisa hancur dan pada akhirnya randang yang dihasilkan rasanya tidak enak. Hal ini, mengajarkan kesabaran dalam proses pembuatan rendang.